Modernisasi teknologi mengalami laju perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan semakin kompleksnya kebutuhan hidup manusia. Lahirnya berbagai teknologi mutakhir membuka peluang terwujudnya pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Khususnya pembangunan antara Kota dan Desa yang seringkali timpang, di mana Desa selalu diposisikan pada kelas bawah – tertinggal. Sedangkan Kota sering dijadikan kiblat dari pembangunan modern.
Hadirnya era society 5.0 telah memberikan perspektif baru bagi pembangunan Desa. Pasalnya, pada era ini pembangunan difokuskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat agar semakin baik dan setara melalui pemanfaatan teknologi. Sebaliknya, paradigma lama yang memfokuskan pembangunan modern melalui pembuatan gedung-gedung pencakar langit sudah mulai ditinggalkan. Kini, kecanggihan teknologi seperti IoT (Internet of Things), AI (Artificial Intelligence) dan robotik menjadi motor penggerak utama untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan pada dinamika kehidupan masyarakat. Terlebih adanya konsistensi dalam membangun kolaborasi dan inovasi teknologi berkelanjutan yang turut memberikan peluang bagi Desa untuk mengaktivasi semua potensinya agar dapat ‘mentas’ dari ketertinggalan.
Era society 5.0 merupakan era di mana manusia berupaya mengimplementasikan teknologi pada revolusi industri 4.0 dengan mempertimbangkan aspek humaniora sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan menciptakan keberlanjutan. Menurut Ellitan, terdapat sedikit perbedaan antara era industri 4.0 dengan society 5.0. Era industri 4.0 menempatkan teknologi hanya sebagai mesin atau alat untuk mengakses informasi, sedangkan Society 5.0 menekankan teknologi dan fungsinya masuk menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dengan menjadikan teknologi sebagi bagian dari kehidupan masyarakat, maka teknologi akan memberikan kontribusi besar bagi aktivitas sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Perubahan besar akan terjadi di Desa, terutama pada pelayanan dan kegiatan fisik yang nantinya digantikan oleh teknologi – robot, AI dan IoT. Sehingga, kebutuhan masyarakat Desa bisa dipenuhi dengan cara-cara yang lebih efektif dan efesien.
Selain itu, adanya optimalisasi teknologi di era society 5.0 secara konsisten juga akan memaksimalkan kegiatan perekonomian di Desa. Hasil pertanian, perkebunan, industri kreatif, dan pariwisata Desa dapat dipasarkan secara efektif melalui AI untuk menyasar segmen atau target (konsumen) yang tepat. Sehingga, masyarakat Desa tidak lagi mengalami kesulitan untuk mendistribusikan hasil produksinya, karena untuk pemasaran dan distribusi produk-produk yang dihasilkan oleh mereka dapat dilakukan dengan cara mudah melalui bantuan teknologi. Terutama untuk pemasaran produk-produk industri kreatif ke pasar global semakin terbantu dengan adanya platform digital yang berfokus pada jasa pengiriman (ekspedisi) antar negara yang kian menjamur.
Secara konsepsi, era society 5.0 berupaya untuk mengeliminasi para pekerja manusia pada sektor formal dan non-formal. Karena adanya teknologi AI, IoT dan robot ditujukan untuk menciptakan efektivitas pelayanan pada sektor formal dan proses produksi di sektor non-formal yang sebelumnya dikerjakan oleh para pekerjaan buruh dan pegawai minim keahlian khusus. Disamping, juga digunakan untuk mendorong produktivitas masyarakat Desa dalam mengoptimalkan berbagai peluang yang ada, baik peluang di sektor jasa, produksi maupun distribusi. Sehingga, akan membentuk sharing economy yang integratif-partisipatif, di mana akan menutup celah bagi anak-anak muda Desa yang ingin pergi ke Kota untuk mencari pekerjaan. Karena sirkulasi ekosistem ekonomi Desa berjalan dengan baik dan mampu mengakomodir semua kebutuhan warganya.
Pemanfaatan teknologi secara tepat dan aplikatif pada dasarnya akan berkontribusi pada kemudahan dan kecepatan masyarakat Desa dalam mendiagnosa dan menemukan solusi dari masalah-masalah yang terjadi di Desa. Baik masalah sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun budaya yang seringkali sukar untuk diselesaikan. Apalagi saat ini Desa memiliki anggaran dari pemerintah pusat melalui Dana Desa dan Alokasi Dana Desa yang bisa digunakan untuk mendorong pembangunan infrastruktur teknologi dan investasi sumber daya manusia melalui pendidikan berbasis kearifan lokal. Pembangunan infrastruktur teknologi dapat dimulai melalui penyediaan jaringan internet yang baik dan aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa untuk mendapatkan pelayanan. Kemudian investasi sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan yang memberikan pengetahuan dan kehalian dalam mengelola potensi Desa dengan memanfaatkan teknologi. Melalui pendidikan ini diharapkan para generasi muda Desa nantinya mampu menciptakan kemandirian ekonomi melalui pemanfaatan secara optimal berbagai potensi lokal Desa yang ada.
Pengetahuan menjadi basis penting dalam pengembangan dan pengaplikasian teknologi di era society 5.0. Seperti kata Francis Bacon bahwa “Knowledge is power”. Artinya transfer pengetahuan kepada masyarakat Desa, terutama anak-anak mudanya menjadi langkah awal yang harus dilakukan. Supaya teknologi-teknologi yang tercipta atau yang akan diciptakan di masa depan dapat dikelola dengan baik oleh mereka. Dan diharapkan akan terbangun konektivitas antara teknologi dan manusia yang dapat hidup berdampingan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai, dan berkelanjutan. Sehingga, Desa bisa mencapai pembangunan – lintas sektoral − terbaiknya melalui pemnafaatan teknologi dan potensi-potensi yang dimilikinya serta mampu mengatasi segala permasalahan mendasar yang muncul di dalam kehidupan.
Discussion about this post