Mereka yang menjadikan pengetahuan sebagai pijakan akan selalu haus informasi, wawasan, cerita, ide, nasihat, dan inspirasi yang datang dari siapapun. Selalu ada cara untuk terus belajar dan mengasah diri agar pengetahuan terus bertambah. Tidak harus menempuh pendidikan formal, tapi budaya belajar yang wajib ditumbuhkan. Lebih baik lagi berbasis komunitas bukan hanya individu.
Pemberdayaan masyarakat punya prasyarat awal yaitu pengetahuan. “Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.” Ucap Filsuf Perancis Michel Eyquem de Montaigne. Selama ada semangat pengetahuan terus ditularkan, kita tidak akan kekurangan pengajar yang memberi informasi satu sama lain. Pengetahuan yang membawa kita pada dinamika, diskusi, dan dedikasi.
Pengetahuan dapat disalurkan dengan berbagai cara. Pierre Bourdieu (1930-2002) merumuskan konsep Habitus yaitu menanamkan nilai-nilai melalui proses sosialisasi yang berlangsung lama, mengendap menjadi cara berpikir dan perilaku. Contoh kebiasaan membaca, menulis dan diskusi sejak kecil yang ditanamkan orang tua akan berpengaruh pada anak. Lingkungan desa yang terus memiliki budaya literasi (belajar) akan membentuk masyarakat yang gemar belajar.
Pemberdayaan tanpa pendidikan adalah sia-sia. Harus ada cara untuk terus menyampaikan pengetahuan melalui forum rutin sehingga komunitas akan tumbuh dalam frekuensi yang sama. Pendidikan yang dimaksud yaitu substansi bagaimana pengetahuan yang didapat digunakan komunitas dalam proses kreatif dan inovatif. Pendidikan yang di dalamnya ada basis filosofis, ada sikap kritis, punya sikap skeptis, ada perlawanan atas kondisi yang selama ini menindas. Sampai di sini, orang-orang kritis dengan kesadaran mendalam akan naik level ke daya selanjutnya.
Discussion about this post