Berkorban adalah hal yang wajib dalam pemberdayaan masyarakat. Gerakan tidak dimulai dengan menunggu batuan pemerintah, atau menunggu konsep dari pihak eksternal. Sebagai level ke 3 setelah datangnya pengetahuan dan telah terjadi pergerakan maka berkorban adalah hal yang penting. Memantik rasa memiliki masyarakat dengan cara iuran atau bergotong-royong memberi sumbangsih atas apa yang dimiliki.
“Kelembutan, pengorbanan diri, dan kemurahan hati adalah milik eksklusif tidak satu pun ras atau agama.” Ucap Mahatma Gandhi. Memulai pemberdayaan dengan modal komunitas juga melatih militansi para penggerak atas cita-cita yang diyakini. Tidak akan berkelanjutan pemberdayaan masyarakat jika harus menunggu bantuan pemerintah dari awal. Pemerintah, donatur, dan para filantropi lainnya penting bukan untuk memulai, tapi dalam upaya gerakan kolaborasi menuntaskan problem di masyarakat setelah kesadaran komunitas benar-benar terbentuk.
Pengorbanan harus dilakukan semua anggota komunitas. Pengorbanan konkrit ada dalam bentuk tenaga dan material. Urun gagasan tidak cukup, harus urun gerakan. Pengorbanan dalam jangka panjang melibatkan pikiran, waktu, tenaga, uang, perasaan dan sampai kita tahu pemberdayaan digerakan dengan cinta. Semangat diawal bisa jadi akan berakhir, tapi segala sesuatu dimulai dengan cinta akan berakhir dengan keikhlasan.
“Datanglah kepada rakyat, hiduplah bersama mereka, belajarlah dari mereka, cintailah mereka, mulailah dari apa yang mereka tahu; bangunlah dari apa yang mereka punya; tetapi pedamping yang baik adalah, ketika pekerjaan selesai dan tugas dirampungkan, rakyat berkata, “Kami sendirilah yang mengerjakannya”. (Lao Tse, SM 700)
#PancaDaya #5TahunPayungi #Pemberdayaan #DesaDemos #Pengorbanan
Discussion about this post