Pemuda-pemuda itu pada umumnya tidak suka obrolan berat-berat, kecuali mereka yang kerasukan ideologi tertentu. 😁 Membahas bola sebagai hobi, biasanya mereka akan mengulas nama-nama pemain, obrolan ringan tentang wawasan umum bola dan berakhir futsal atau lanjut main game PS. Namun mereka yang terpapar pengatahuan politik, ekonomi, budaya maka sepakbola akan menjadi obrolan berat. Sepakbola menjadi daya tarik bagi mereka yang frekuensi pengetahuannya jamak referensi bacaan. Dari pengulas opini tentang bola seperti almarhum Gus Dur, Budiarto Shambazy, Romo Sindunata sampai analis bola muda sekelas Zen Rs, ditangan mereka isu bola jelas menjadi bola liar alias melebar kemana-mena, bukan hanya soal lapangan hijau.
Saya pribadi kurang suka bermain bola, tapi senang jika ada yang ngobrol kemana-mana tentang bola. Saya menyimak, menikmati referensi pengetahuan dengan berbagai cerita sejarah, ras suatu bangsa, dampak politik, ekonomi, berkelindan ke agama, dan cerita club bola idola berubah menjadi destinasi dan intelektual properti. Mereka yang bicara bola pada tataran ringan ya biasanya garing dan itu-itu saja. Tidak wajib memang, karena obrolan berat hanya bagi mereka yang terpapar pengetahuan bermacam-macam.
Dalam siklus pemberdayaan, anak muda dan aksi lapangan itu satu fase berat. Bergerak, konsisten, bosan, jemu, dan akhirnya butuh penyegaran. Pada ritme tertentu pemberdayaan yang tidak menghasilkan dampak sosial ekonomi akan terhenti atau macet. Efek yang paling kuat untuk membuat penggerak bertahan adalah dampak bagi hidup (uang). Tapi mereka yang mengalami pasca uang, akan naik level ke persoalan ruang. Ya ini soal eksistensi, manusia yang tidak lagi sekadar menemukan materi tapi tentang ruang aktualisasi. Anak muda yang diluar nampak santai tapi dalam pikirannya banyak sekali ide-ide mengalir deras.
Arsitek senior Eko Prawoto melihat Ruang bukan pada pandangan fisik saja. Menurutnya,”Ruang adalah setting kehidupan, suatu rangkaian terus menerus dengan berbagai nuansa anyaman, sambung menyambung dengan berbagai rasa dan suasana, ruang merupakan titik simpul peristiwa, kadang perlu dirayakan supaya hidup ada tawa dan canda juga, ruang adalah bunga puspa yang menyapa raga dan jiwa.”
Discussion about this post