Hasil forum APSESI (Asosiasi Program Studi Ekonomi Syariah Indonesia) di IAIN Metro Lampung 26-28 Agustus 2022 ada point penting yang menjadi hasil dari konsorsium keilmuan yaitu merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), pertukaran penguji antar PT, dan capaian Tridarma Perguruan Tinggi.
Pertanyaan besar bagaimana menerobos birokrasi kampus yang penuh ritual rapat sekaligus inovasi kerja-kerja lembaga yang harus memiliki dampak di masyarakat? Hari ini seharusnya, prodi tidak lagi sekadar capaian akreditasi unggul atau A, tapi lebih dari itu harus bicara kenyataan penting capaian Tridarma sudah sampai dimana? Sebagaimana Menteri Nadiem Makarim mengatakan,”hari ini kita mengalami situasi dimana akreditasi tidak menjamin mutu.” Maka nilai A atau unggul saja tidak cukup, apa kenyataan yang terjadi atas dampak keilmuan orang-orang yang terdidik?
Ada 3 hal yang ingin saya sampaikan tentang gerakan Tridarma Transformatif.
Pertama, Kuliah lapangan (pengajaran). Pengajaran ini untuk mensiasati bagaimana kuliah bukan hanya teori ceramah tapi ada tambahan praktik, berkunjung ke teritorial, penyegaran gagasan mengundang praktisi, tugas lapangan dan yang lebih transformatif terlibat langsung proses dinamika keilmuan yang terjadi antar kampus dan masyarakat. Dosen dituntut punya pergaulan luas sehingga perspektif keilmuan muncul dari banyak sisi. Dosen harus punya porsi untuk membawa mahasiswa bukan hanya bicara teks tapi konteks. Bukan hanya banyak teori makalah tapi juga ada praktik baik atau living keilmuan.
Kedua, Program kegiatan di kampung pemberdayaan (pengabdian masyarakat). Saat ini tidak cukup berupaya menolak kampus sebagai menara gading. Tapi bagaimana dosen dan mahasiswa benar-benar punya roadmap matang baik kolaborasi antar mata kuliah atau gerakan prodi secara komprehensif. Dosen dan mahasiswa benar-benar hadir atas capaian pengabdian, bahkan lebih menarik lagi naik level ke pemberdayaan masyarakat.
Ketiga, Riset berbasis pengabdian yang sudah dikerjakan (penelitian). Dari apa yang dikerjakan dalam pengabdian atau level pemberdayaan, dosen dan mahasiswa akan menemukan kebaruan ide atau hasil kerja kolaborasi. Riset berbasis pengabdian akan menghasilkan temuan-temuan menarik dari praktik-praktik yang sudah dilakukan dari semester ke semester. Jangka panjang yang dihasilkan dari Tridarma Transformatif yaitu Buku ISBN, Jurnal hasil riset bukan hanya jurnal dibalik meja atau imajinasi bacaan, HAKI, Kampung Pengabdian Masyarakat dan yang lebih penting adalah kampus ikut andil dalam agenda bersama mendorong perubahan sosial.
Discussion about this post